Sejarah Perpisahan Korea: Dari Satu Bangsa Menjadi Dua Negara
Korea, sebuah bangsa yang memiliki sejarah ribuan tahun, kini terpecah menjadi dua negara: Korea Selatan (Republik Korea) dan Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea). Peristiwa perpisahan ini adalah salah satu tragedi geopolitik terbesar abad ke-20, dan hingga kini masih menyisakan luka mendalam pada masyarakat di Semenanjung Korea.
Bagaimana sebuah bangsa yang dulunya bersatu tiba-tiba terbagi secara ideologis, geografis, dan politik? Artikel ini akan membahas sejarah lengkap perpisahan Korea dalam perjalanan sejarah dunia modern.
Korea Sebelum Terbagi
Sebelum abad ke-20, Korea dikenal sebagai KoryΕ dan sebelumnya Joseon, sebuah kerajaan yang berdiri selama lebih dari 500 tahun. Bangsa Korea memiliki:
- Bahasa yang sama
- Budaya yang sama
- Tradisi yang sama
- Identitas nasional yang kuat
Namun tantangan besar datang pada awal abad ke-20.
π Era Penjajahan Jepang (1910β1945)
Jepang secara resmi mencaplok Korea pada 22 Agustus 1910. Selama 35 tahun pendudukan, rakyat Korea mengalami:
| Dampak Pendudukan Jepang | Penjelasan |
|---|---|
| Penindasan budaya Korea | Bahasa dan adat Korea dilarang |
| Eksploitasi ekonomi | Sumber daya dan tenaga kerja dipaksa untuk Jepang |
| Pelanggaran HAM berat | Termasuk women forced labor (jugun ianfu) |
Pendudukan Jepang menjadi awal dari ketidakstabilan politik di masa depan.
Akhir Perang Dunia II dan Terbelahnya Semenanjung Korea
Ketika Jepang menyerah pada tahun 1945, Sekutu harus menentukan siapa yang akan mengontrol Korea pasca-penjajahan.
Keputusan penting diambil:
π Semenanjung Korea dibagi pada garis lintang 38Β°
- Uni Soviet menguasai wilayah utara
- Amerika Serikat menguasai wilayah selatan
Awalnya, pembagian ini hanya bersifat sementara β tetapi kenyataannya menjadi permanen.
Dua kekuatan besar itu memiliki ideologi yang saling bertolak belakang:
| Korea Selatan | Korea Utara |
|---|---|
| Sistem kapitalis dan demokrasi | Sistem komunisme dan totalitarianisme |
| Didukung Amerika Serikat | Didukung Uni Soviet & Tiongkok |
| Presiden: Syngman Rhee | Pemimpin: Kim Il-sung |
Tahun 1948, kedua belah pihak mendirikan pemerintahan masing-masing.
Transformasi menjadi dua negara berbeda pun resmi terjadi.
Perang Korea (1950β1953): Puncak Konflik
Pada 25 Juni 1950, Korea Utara melancarkan invasi besar-besaran ke selatan. Perang pecah antara:
- Korea Utara (didukung Soviet dan Tiongkok)
- Korea Selatan (didukung AS dengan bendera PBB)
Perang ini menimbulkan:
- Lebih dari 2,5 juta korban jiwa
- Kota-kota hancur total
- Masyarakat tercerai-berai
Perang berakhir bukan dengan perdamaian, melainkan gencatan senjata pada 27 Juli 1953.
π Secara teknis, kedua Korea masih berstatus perang hingga hari ini.
Karena tidak pernah menandatangani perjanjian damai resmi.
DMZ: Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia
Usai perang, terbentuk garis demarkasi baru:
π DMZ (Demilitarized Zone)
Zona penyangga yang membentang sepanjang 250 km dan menjadi:
- Garis batas fisik perpisahan Korea
- Simbol konflik yang tak kunjung selesai
DMZ dijaga ribuan tentara dan penuh ranjau darat, menjadikannya salah satu perbatasan paling tegang di dunia.
Perbedaan Perkembangan Setelah Terbagi
Setelah berpisah, kedua negara berkembang secara drastis berbeda:
π Korea Selatan
- Fokus pada industri dan demokratisasi
- Ekonomi tumbuh pesat
- Lahirnya budaya Hallyu: K-Pop, K-Drama, teknologi global
π« Korea Utara
- Pemerintahan totalitarian keluarga Kim
- Terpokus pada militer dan nuklir
- Keterbatasan ekonomi dan krisis kemanusiaan
Kontras ini menambah rasa sedih banyak keluarga yang masih terpisah hingga sekarang.
Harapan Persatuan: Upaya Rekonsiliasi
Sejak 1970-an, beberapa dialog perdamaian digelar:
- Korean Summit 2000, 2007, 2018
- Program reuni keluarga korban perpisahan
- Pembukaan fasilitas industri di Kaesong (walau kemudian ditutup)
Momen paling bersejarah terjadi pada 2018 ketika pemimpin kedua negara:
- Moon Jae-in (Korsel)
- Kim Jong-un (Korut)
Berjabatan tangan di DMZ β simbol harapan baru bagi perdamaian.
Namun, hingga kini, ketegangan masih sering muncul karena:
- Program nuklir Korea Utara
- Tekanan geopolitik global
- Kebijakan pemimpin yang tidak stabil
Perpisahan masih jauh dari kata selesai.
Dampak Sosial dan Kemanusiaan
Lebih dari 10 juta warga Korea terpisah dari keluarga setelah perang. Banyak dari mereka kini sudah berusia lanjut β berharap bisa bertemu keluarga sebelum meninggal.
Beberapa isu kemanusiaan yang terus diperjuangkan:
| Masalah | Penjelasan |
|---|---|
| Hak reunifikasi keluarga | Banyak yang tidak sempat bertemu hingga akhir hayat |
| Pelarian dari Korea Utara | Risiko hukuman berat jika gagal melarikan diri |
| Trauma perang | Membekas pada generasi hingga hari ini |
Perpisahan ini bukan hanya politik, tetapi tragedi kemanusiaan panjang.
Kesimpulan: Luka Sejarah yang Belum Sembuh
Sejarah perpisahan Korea merupakan kisah:
- Benturan ideologi global
- Dampak perang yang melampaui masa
- Kesedihan bangsa yang terbelah
Dua negara, satu bangsa.
Korea Selatan dan Korea Utara mungkin terpisah oleh batas politik, tetapi keduanya tetap memiliki akar budaya dan sejarah yang sama.
Perjalanan menuju reunifikasi masih panjang, tetapi harapan tetap hidup di setiap generasi yang menginginkan Korea kembali bersatu sebagai satu kekuatan damai.